SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1434 H


Jumat, 17 Juni 2016

Tugas Softskil (Akuntansi Internasional)



Tugas Softskil Membuat “ESSAY” dengan Topik Motivasi Kerja Mahasiswa Jurusan Akuntansi Setelah Mempelajari Bidang – bidang Akuntansi.

Saya memilih jurusan Akuntansi karena saya ingin lebih mendalami tentang caranya berbisnis, mengatur keuangan dengan baik dan benar, memogram komputer, dan masih banyak lagi. Di jurusan akuntansi ini juga dapat di katakan sebagai tempat berkumpulnya orang orang tau diri. Yang artinya adalah kunci utama kesuksesan adalah ketika kita tahu siapa diri kita, apa kemampuan kita dan apa keterbatasan kita. Dengan mengetahui siapa kita sebenarnya maka akan di dapat suatu strategi  yang tepat dalam meningkatkan prestasi kita dimasa yang akan datang. Selama saya kuliah mengambil jurusan akuntansi banyak bidang akuntansi yang dipelajari selama perkuliahan seperti akuntansi biaya, akuntansi manajemen, akuntansi keuangan, akuntansi pemerintah, akuntansi pajak, sistem akuntansi, pemeriksaan akuntansi dan akuntansi syariah.
Dalam perkembangannya, profesi akuntansi mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan tuntutan masyarakat dunia usaha dan sektor pemerintahan. Sebagai professional di bidang akuntansi, seorang akuntan dapat mengembangkan karirnya di berbagai bidang, antara lain bidang keuangan, pendidikan, perpajakan, pasar modal, manajemen, audit, teknologi informasi dan penyusunan laporan keuangan. Negara-negara di Kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN termasuk Indonesia akan melebur dan bersama-sama memasuki era baru dalam bidang perekonomian khususnya perdagangan di area pasar bebas dalam bentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tantangan sebagai akuntan kedepan akan semakin sulit bila setiap pribadi tidak memiliki dorongan untuk meningkatkan soft-kills. Kemampuan berbahasa inggris, kecepatan mengelola teknologi, mampu membawa diri dengan baik, dan etos kerja yang tinggi merupakan beberapa soft-kills yang harus dimiliki untuk menghadapi MEA.
Ketakutan untuk tidak mampu bersaing dengan akuntan bangsa lain yang berpartisipasi dalam MEA memang menjadi bayangan hitam terbesar saat ini. Di dalam budaya kita memang sudah tertanam bahwa bangsa lain memang memiliki kualitas yang jauh lebih baik. Sebagai salah satu contohnya adalah sertifikasi akuntan di Negara ASEAN, sebagian besar bertingkat internasional yang artinya akuntan tersebut layak bekerja di berbagai belahan Negara di dunia sedangkan kita akuntan muda terlihat untuk mencapai sertifikasi sudah tidak percaya diri terlebih dahulu. Takut apabila tidak lulus sertifikasi walaupun itu masih dalam tingkat nasional.
Para akuntan harus menyiapkan diri dengan cara mengikuti sertifikasi profesi. Dengan adanya sertifikasi profesi, para akuntan Indonesia dituntut untuk kreatif, inovatif, terampil, dan memiliki daya saing yang lebih tinggi dalam berkompetensi dengan akuntan asing dalam lingkup MEA 2015. Menjadi akuntan bukanlah hal yang mudah untuk saat ini, terutama dalam mengahadapi MEA. Bukan hal yang mudah tetapi bukan berarti tidak mungkin. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan akuntan professional akan terus berkembang dan berubah dengan cepat. Peran organisasi profesi akuntansi seperti IAI sangatlah dibutuhkan dalam menjawab tantangan ini. Akuntan Indonesia harus sudah siap dan mampu menjadi akuntan handal yang kompeten dan mampu bersaing di tingkat regional maupun internasional.


Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
Nama                    : D. Purnomo
Dosen                    : Jessica Barus, S.E., Mmsi.
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI



Kamis, 16 Juni 2016

Tugas Softskil (Akuntansi Internasional)



Analisis Jurnal Ke 3


Topik atau Tema         : P r i ns ip Konservatisme Pelaporan Keuangan yang Terkandung dalam
                                                                Standar Akuntansi Berbasis IFRS
Judul                           : Kandungan Prinsip Konservatisme Dalam  Standar Akuntansi Keuangan
                           Berbasis IFRS (International Financial Reporting Standard)
Nama Penulis              : Ahmad Juanda
Ringkasan Latar Belakang
Intinya, Prinsip Konservatisme tetap ada dalam penerapan IFRS. Prinsip konservatisme berdasarkan IFRS diterapkan dalam acara konservatisme sementara (perubahan estimasi akuntansi yang sementara seperti understated aset bersih melalui penciptaan cadangan tersembunyi yang kemudian dapat dibalik). Hal ini berarti penekanan yang lebih rendah dari konservatisme yang konsisten pada implementasi IFRS digantikan oleh penekanan pada konservatisme sementara yang lenih besar. Metode penelitian yang dilakukan ini termasuk jenis penelitian studi kasus Unit analisis penelitian ini menggunakan unit analisis berupa perlakuan akuntansi yang diatur dalam standar akuntansi keuangan. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder dalam bentuk lembaran PSAK (Pernyataan Standar Akuntans i Keuangan) hasil dari konvergensi dari IFRS. Metode analisis yang digunakan adalah content analysis.
Hasil Penelitian
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur da la m standa r a kutansi. Pertama, berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan. Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya. Yang kedua adalah pengukuran dan penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca). Hal Ketiga yang dimuat dalam standar adalah pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan. Yang terakhir adalah penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikandan diungkapkan dalam laporan keuangan.
Kesimpulan dan Saran
Konservatisme akunt a ns i tetap bermain atas pengimplementasian IFRS. Standar - standar IASB (IFRS) tidak merujuk secara eksplisit prinsip penerapan konservatisme, karena memang tidak sesuai dengan kerangka teor i IF R S .  Na mu n, konservatisme tidak hilang hanya karena tidak ditekankan” dalam standar. Dengan adanya ketidakpastian maka  aka n tet a p ada penerapan konservatisme dalam penyajian laporan keuangan.

Jurnal Dipublikasi Oleh Lembaga Universitas Muhammadiyah Malang Pada Bulan Juli 2012

Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama                    : D. Purnomo
Dosen                    : Jessica Barus, S.E., Mmsi.

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI