SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1434 H


Rabu, 23 Maret 2016

Judul ke 3-Matkul: Akuntansi Internasional(Softskill)


BAB III
STANDAR PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN SERTA PENERAPAN IFRS 
Standar dan Pengungkapan Akuntansi di Amerika, Eropa, dan Asia

Adanya   perbedaan  praktek  akuntansi  yang  diakibatkan  oleh  adanya perbedaan standar akuntansi dapat mengakibatkan daya banding akuntansi menjadi berkurang atau bahkan hilang sama sekali. Suatu laporan keuangan yang merupakan hasil  dari  proses  akuntansi  pada   suatu     perusahaan  di  suatu  negara  yang menunjukkan adanya laba atau menggambarkan kinerja yang baik, dapat saja akan menunjukkan perbedaan yang sebaliknya apabila laporan keuangan tersebut dibuat berdasarkan standar akuntansi dinegara yang memiliki standar berbeda dengan laporan keuangan tersebut.
Kondisi yang demikian ini tentu saja menimbulkan permasalahan yang serius mengingat tujuan  penyampaian  laporan  keuangan  oleh  manajemen adalah untuk dapat dipahami dan dipercayai oleh seluruh pihak yang berkepentingan. Namun dengan adanya kenyataan bahwa didunia ini terdapat berbagai standar akuntansi yang berlaku dimasing - masing negara yang semuanya dapat menghasilkan laporan keuangan yang beragam dapat mengurangi tingkat kepercayaan pihak eksternal terhadap laporan keuangan tersebut.
Standar dan praktek akuntansi disetiap negara merupakan hasil interaksi yang kompleks diantara faktor ekonomi, sejarah, kelembagaan, dan budaya. Secara terperinci Choi dan Meek (2005) menyebutkan delapan faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi. Mengingat bahwa dimasing - masing negara kedelapan faktor tersebut tentu saja tidak seragam, maka kedelapan faktor tersebut juga dapat menjadi pendorong perlunya harmonisasi akuntansi. 
1.Sumber Pendanaan
Pergeseran  atau  perubahan  sumber   pendanaan  perusahaan  akan  berpengaruh terhadap perubahan atau bertambahnya pihak pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.  Perusahaan  dengan  skala  permodalan  yang   kecil   dan  hanya menggunakan sumber pendanaan dari pemilik saja berarti mereka tidak atau belum terikat terhadap kreditur atau investor.Sedangkan perusahaan dengan skala besar yang  memerlukan  pendanaan  dari eksternal baik dari kreditur maupun investor berarti mereka telah terikat oleh kepentingan kreditur maupuninvestor . Dinegara – negara dengan pasar ekuitas yang kuat seperti di Amerika Serikat dan Inggris, akuntansi memiliki fokus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas  masa depandan tingkat resiko terkait.
2. SistemHukum
Duniabaratmemilikiduaorientasidasaryaituhukumkode(sipil)danhukum umum ( kasus ). Dalam negara-negara  hukum kode, hukum merupakan satu kelompok lengkapyang mencakup ketentuan dan prosedur. Kodifikasi dan prosedur akuntansi merupakan halyang wajar dan sesuai di sana. Dengan demikian di negara- negara hukum kode, aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan cenderung sangat lengkap dan mencakup banyak prosedur. Sebaliknya hukum umum berkembang atas dasar kasus perkasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasusdalam  kode yang lengkap. 
3. Perpajakan
Dikebanyakan negara, peraturan pajak secara efektif menentukan standar akuntansi karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya untuk keperluan pajak.Contoh untuk kasus ini adalah di Jermandan Swedia. Dinegara lain seperti diBelanda, akuntansi keuangan dan pajak berbeda : laba kena pajak pada dasarnya adalah laba akuntansi keuangan yang disesuaikan terhadap perbedaan-perbedaan dengan hukum pajak. Bila terdapat perbedaan dalam akuntansi  keuangan  dengan  hukum  pajak  maka  perusahaan  biasanya  harus menyesuaikan dengan hukum pajak. Contoh diIndonesia tentang pencatatan persediaan yang dalam ketentuan perpajakan hanya memperbolehkan metode masuk pertama keluar pertama( fifo )dan rata-rata.
4. IkatanPolitik danEkonomi
Penyebaran ide dan teknologi akuntansi sering dilakukan melalui penaklukan, perdagangan,dan kekuatan lain. Sistem pencatatan berpasangan (doubleentry) yang berasal dari Itali pada tahun1940an secara perlahan-lahan menyebarluas di Eropa bersamaan dengan gagasan-gagasan pembaharuan lainnya.Inggris dan Jerman mengekspor akuntansi ke negara-negara yang menjadi kekuasaannya.Amerika Serikat memaksakan praktek akuntansi bergaya Amerika kepada Jepang. Negara- negara berkembang menggunakan sistem akuntansi yang dikembangkan ditempat lain (contohIndia), sedangkan yang lainnya menggunakan sistem akuntansi yang mereka pilih sendiri. Jadi dalam pengembangan sistem akuntansi di suatu negara sangat tergantung oleh ikatan politik atau ekonomi pada negara lainya.
5. Inflasi
Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya historis dan mempengaruhi kecenderungan suatu negara untuk menerapkan perubahan harga terhadap akun-akun perusahaan. Laporan keuangan yang  disampaikan manajemen pada saat terjadi inflasi   dapat   menyesatkan   pihak-pihak  yang   berkepentingan.   Hal  ini   dapat disebabkan karena pencatatan biaya yang terlalu rendah akibat penghitungan biaya penyusutan dari aktiva tetap yang dicatat terlalu rendah nilainya.Labarugi yang dicatat perusahaan bisajadi tidak menggambarkan perubahan kepemilikan aktiva yang semestinya karena laba rugi dalam nominal tidak diikuti dengan penambahan atau pengurangan kekayaan yang sepadan.
6. TingkatPerkembanganEkonomi
Perkembangan tingkat ekonomi suatu negara akan mendorong inovasi-inovasi baik dalam bertransaksi maupun timbulnya instrumen-instrumen dari dalam berinvestasi, sistem pembayaran maupun hal lain yang  dibutuhkan dengan  perkembangan ekonomi yang terjadi.Saat ini banyak perekonomian yang berubah dari industrike perekonomian   jasa.   Masalah   akuntansi   mengenai   penilaian  aktiva  tetap   dan depresiasi yang sangat relevan dalam sektor manufaktur menjadi semakin kurang penting.Tantangan-tantangan akuntansi yang baru seperti penilian aktiva tidak berwujud dan sumber daya manusia menjadi semakin berkembang.
7. Tingkat Pendidikan
Praktek akuntansi yang rumit dan sangat kompleks hanya akan dapat dihasilkan oleh mereka yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.Sementara pihak lain informasi akuntansi yang begitu kompleks juga hanya akan bermanfaat bila dibaca oleh mereka yang memiliki pendidikan memadai sehingga mampu memahami yang disajikan dalam laporan akuntansi. Jadi pada masyarakat dimana sebagian besar penduduknya masih berpendidikan rendah kiranya akuntansi yang sederhana akan lebih bermanfaat bila dibandingkan dengan akuntansi yang sangat rumit dan kompleks.
8. Budaya
     Hofstede dalam Choi dan Meek ( 2005 ) menjelaskan bahwa budaya dijelaskan dalam empat dimensi yaitu :individualisme lawan kolektivisme, jarak  kekuasaan  yang  besar   lawan  jarak  kekuasaan  yang  kecil, penghindaran ketidak pastian yang kuat lawan penghindaran ketidak pastian yang lemah, dan masku linitas yang membedakan pria dan wanita. Keempat dimensi tersebut akan berpengaruh terhadap sistem dan praktek akuntansi di suatu negara.
Standar Akuntansi
Setiap negara tentunya mempunyai aturan akuntansi (standar) yang berbeda-beda. Perbedaan itu mencakup perlakuan, metode, penyajian dan pelaporan. Perbedaan akuntansi tiap negara akan menyulitkan bagi para pengguna laporan keuangan terutama bagi para analis, auditor, investor dan kreditor yang lingkup kerjanya melewati batas negara. Ketika dunia bisnis dapat dikatakan hampir tanpa batas negara, sumber daya produksi (misal uang) yang dimiliki oleh seorang investor di satu negara tertentu dapat dipindahkan dengan mudah dan cepat ke negara lain misalnya melalui mekanisme bursa saham. Tentu saja akan timbul suatu masalah ketika standar akuntansi yang dipakai di negara tersebut berbeda dengan standar akuntansi yang dipakai di negara lain.
Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS ) disusun oleh empat organisasi utama dunia. Organisasi tersebut yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC). Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan (Choi et al., 1999).
Komisi Masyarakat Eropa (EC) menekankan negara-negara anggota untuk menggunakan standar akuntansi internasional guna memasuki pasar modal pada banyak negara, sehingga mengurangi masalah operasional perusahaan multinasional dalam skala internasional. Penerapan standar akuntansi internasional di Eropa lebih bermotif untuk mempermudah jalan masuk ke pasar modal di banyak negara, khususnya Amerika Serikat dan negara-negara lokasi anak perusahaan.  Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC) bertujuan untuk mengembangkan konsensus internasional, pertukaran informasi penyusunan standar baku untuk melindungi investor, dan pengawasan yang memadai dalam pasar modal.
Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC) bertujuan untuk pengembangan profesi dan harmonisasi standar akuntan di seluruh dunia guna memberikan jasa yang konsisten dan memiliki kualitas yang tinggi guna kepentingan masyarakat (Choi, et al., 1999).
Masing-masing negara memiliki lembaga pengatur standar pelaporan keuangan. Setiap negara menggunakan standar pelaporan yang sangat mungkin divergen antara satu dengan yang lain. Tidak ada jaminan bahwa laporan-laporan keuangan yang disajikan di antara negara-negara yang berbeda tersebut dapat dibaca dengan bahasa yang sama. Perbedaan standar ini pada ujungnya juga akan menghambat para pelaku bisnis internasional dalam mengambil keputusan bisnisnya.
Contoh Standar Akuntansi di Beberapa negara adalah sebagai berikut:
1.    Indonesia (di Benua Asia) memiliki Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagai satu-satunya standar yang diterima sebagai “bahasa bisnis” perusahaan-perusahaan di Indonesia.
2.    Amerika Serikat memiliki Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) yang dirilis oleh Financial Accounting Standard Board (FASB).
3.    Uni Eropa memiliki International Accounting Standard (IAS) yang kini menjadi International Financial Reporting Standard (IFRS) yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB) dan seterusnya.
Pengungkapan Akuntansi dan Penerapan IFRS
Kebutuhan dari pemakai laporan keuangan berbeda-beda sebagai contoh, kebutuhan dari negara-negara common law yaitu Amerika Serikat dan negara-negara persemakmuran Inggris yang berbeda dengan kebutuhan dari negara-negara code law seperti Perancis, Italia, Jerman, Spanyol, Belanda (Choi, et al., 1999), dan Akuntansi Perkoperasian di Indonesia yang belum tentu dibutuhkan di Amerika Serikat (Arja Sadjiarto, 1999). Meskipun banyak kritik terhadap standar akuntansi internasional, banyak pula dukungan terhadap standar akuntansi internasional. Hal ini karena beberapa organisasi peminjam internasional mendorong digunakannya standar akuntansi yang diterima secara internasional dan badan-badan pengawas pasar modal internasional semakin menuntut penggunan standar akuntansi internasional. Seperti halnya tekanan dunia internasional untuk mengadopsi standar akuntansi internasional, sebagai contoh tuntutan Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia yang mengharuskan standar akuntansi keuangan yang sejalan dengan standar akuntansi internasional (Asian Development Bank Report, 2003). Standar Akuntansi Internasional oleh beberapa organisasi tersebut diharapkan dapat mengatur praktik-praktik akuntansi secara internasional.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh Amerika Serikat dalam kancah internasional sangat kuat dalam hampir segala aspek kehidupan, acapkali kita sulit membedakan mana yang internasional dan mana yang Amerika. Faktanya, dalam dunia akuntansi saat ini standar akuntansi yang berlaku di Amerika Serikat yang disusun oleh Financial Accounting Standards Board (FASB) diikuti oleh beberapa negara, baik secara langsung maupun modifikasi. Sementara Internasional Accounting Standards (IASs), yang dikeluarkan oleh International Accounting Standards Committee (IASC), belum diikuti oleh semua negara, bahkan oleh negara-negara anggota yang tergabung dalam IASC tersebut.
Namun sejauh ini yang leading menjadi standar acuan adalah International Financial Reporting Standards (IFRS) yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). IASB adalah badan pengatur standar dari International Accounting Standards Committee Foundation, sebuah lembaga independen nirlaba internasional yang bergerak di bidang pelaporan keuangan yang berkedudukan di Inggris. Saat ini, lebih dari 100 negara telah diwajibkan atau membolehkan penerapan IFRS dan diperkirakan akan semakin banyak negara di dunia menggunakan IFRS. Bahkan 10 negara yang pasar modalnya sudah mendunia telah melakukan konvergensi ke IFRS, yaitu, Jepang, Inggris, Perancis, Kanada, Jerman, Hongkong, Spanyol, Switzerland, Australia, termasuk Amerika Serikat sudah menyatakan akan melakukan konvergensi ke IFRS.
Sejauh ini yang leading menjadi standar acuan adalah International Financial Reporting Standards (IFRS) yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). IASB adalah badan pengatur standar dari International  Accounting  Standards Committee Foundation, sebuah lembaga independen nirlaba internasional yang bergerak di bidang pelaporan keuangan yang berkedudukan  di Inggris. Saat ini, lebih dari 100 negara telah diwajibkan atau membolehkan penerapan IFRS dan diperkirakan akan semakin banyak negara di dunia menggunakan IFRS. Bahkan10 negara yang pasar modalnya sudah mendunia telah melakukan konvergensi ke IFRS, yaitu, Jepang, Inggris, Perancis, Kanada, Jerman, Hongkong, Spanyol, Switzerland, Australia, termasuk Amerika Serikat sudah menyatakan akan melakukan konvergensi ke IFRS. Untuk Indonesia, sejak revisi PSAK tahun1994, IAI telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi standar PSAK kepada IFRS. Selanjutnya, harmonisasi tersebut diubah menja diadopsi yang ditujukan dalam bentuk konvergensi. Sebagai langkah awal. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DASK-IAI) akan mengkonvergensikan PSAK secara penuh dengan IFRS melalui 3 tahapan, yaitu:
Sumber:DewanStandarAkuntansiKeuangan(DSAK)-IAI
Gambar1.RoadmapkonvergensiIFRSdiIndonesia
Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), konvergensi IFRS telah membawa dunia accounting ke level baru, yaitu: (1) PSAK yang semula berdasarkan Historica lCost mengubah para digmanya menjadi Fair Value based. Fair Value based mendominasi   perubahan - perubahan  di PSAK untuk konvergensi ke IFRS selain hal-hal lainnya; (2) PSAK yang semula lebih  berdasarkan Rule Based (sebagaimana US GAAP) berubah menjadi Prinsiple Based. IFRS menganut prinsip prinsiple based dimana yang diatur  dalam PSAK untuk mengadopsi IFRS  adalah  prinsip-prinsip yang  dapat  dijadikan  bahan   pertimbangan  Akuntan  atau  Manajemen perusahaan sebagai dasar acuan untuk kebijakan akuntansi perusahaan dan (3) Pemutakhiran PSAK untuk memunculkan transparansi dimana laporan yang dikeluarkan untuk eksternal harus cukup memiliki kedekatan fakta dengan laporan internal.
Adapun tujuan penerapan IFRS adalah:
(1) Memastikan bahwa laporan keuangan internal perusahaan mengandung informasi berkualitas tinggi
(2) Transparansi bagi pengguna laporan dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan
(3) Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
(4) Meningkatkan investasi.

REFERENSI :
            Lilik Purwanti. Dampak Harmonisasi  Standar Akuntansi Keuangan terhadap Peran Akuntansi, Perkembangan Profesi Akuntan dan Pendidikan Akuntansi. (Diakses Pada, 23Maret 2016. 14:37 WIB).

   Ida Nurhayati, SE, MSI dan Maryono, AKP, SE, MM, AK, CA. Dampak Konvergensi Standar Akuntansi Keuangan Terhadap International Finalcial Reporting Standards (IFRS) Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Peusahaan Manufaktur). (Diakses Pada, 25 April  2016. 14:37 WIB).

Hellen Gernon dan Gary K. Meek, Akuntansi Perspektif Internasional. Edisi ke 5.(Diakses pada,  11 April 2016, 19:40 WIB).

Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional

Nama        : D. Purnomo
Dosen       : Jessica Barus, S.E., Mmsi.

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI