BAB III
STANDAR PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN
SERTA PENERAPAN IFRS
Standar dan Pengungkapan Akuntansi di Amerika, Eropa, dan Asia
Standar dan Pengungkapan Akuntansi di Amerika, Eropa, dan Asia
Adanya perbedaan
praktek akuntansi yang diakibatkan oleh adanya perbedaan standar akuntansi
dapat
mengakibatkan
daya
banding akuntansi
menjadi berkurang
atau
bahkan hilang sama
sekali. Suatu laporan keuangan yang
merupakan hasil
dari proses akuntansi pada suatu perusahaan di suatu
negara yang menunjukkan adanya laba atau menggambarkan
kinerja yang baik,
dapat
saja akan menunjukkan
perbedaan
yang sebaliknya
apabila laporan keuangan
tersebut
dibuat berdasarkan standar akuntansi
dinegara yang memiliki
standar berbeda dengan laporan keuangan tersebut.
Kondisi yang demikian ini
tentu saja menimbulkan permasalahan yang
serius
mengingat tujuan penyampaian
laporan keuangan oleh manajemen
adalah
untuk dapat dipahami
dan dipercayai oleh seluruh pihak yang
berkepentingan.
Namun dengan adanya kenyataan bahwa
didunia ini terdapat
berbagai standar akuntansi yang
berlaku dimasing - masing
negara
yang semuanya
dapat menghasilkan laporan keuangan
yang beragam dapat mengurangi
tingkat kepercayaan
pihak eksternal terhadap
laporan keuangan
tersebut.
Standar dan
praktek akuntansi
disetiap negara merupakan hasil
interaksi yang
kompleks diantara faktor
ekonomi, sejarah,
kelembagaan, dan budaya.
Secara terperinci
Choi dan Meek (2005) menyebutkan
delapan faktor
yang mempengaruhi
perkembangan
akuntansi. Mengingat
bahwa
dimasing - masing
negara kedelapan
faktor tersebut tentu
saja tidak seragam, maka kedelapan
faktor tersebut juga dapat
menjadi pendorong
perlunya
harmonisasi akuntansi.
1.Sumber Pendanaan
1.Sumber Pendanaan
Pergeseran atau perubahan sumber pendanaan
perusahaan akan berpengaruh
terhadap perubahan atau bertambahnya
pihak – pihak
yang berkepentingan
terhadap perusahaan. Perusahaan dengan
skala permodalan yang kecil
dan hanya menggunakan
sumber pendanaan dari pemilik saja
berarti mereka
tidak atau belum terikat terhadap kreditur atau investor.Sedangkan
perusahaan dengan
skala
besar yang memerlukan pendanaan dari
eksternal baik
dari kreditur maupun investor
berarti mereka telah
terikat oleh
kepentingan kreditur maupuninvestor .
Dinegara – negara dengan
pasar
ekuitas yang
kuat seperti di Amerika Serikat
dan Inggris,
akuntansi memiliki fokus
atas
seberapa baik
manajemen
menjalankan perusahaan
dan dirancang
untuk membantu investor
menganalisis
arus kas masa depandan
tingkat resiko terkait.
2.
SistemHukum
Duniabaratmemilikiduaorientasidasaryaituhukumkode(sipil)danhukum umum ( kasus ). Dalam
negara-negara hukum
kode, hukum merupakan
satu kelompok lengkapyang mencakup ketentuan
dan prosedur. Kodifikasi dan
prosedur akuntansi merupakan halyang
wajar
dan sesuai di sana.
Dengan demikian di negara-
negara
hukum kode, aturan akuntansi digabungkan
dalam hukum nasional dan cenderung
sangat lengkap dan
mencakup banyak
prosedur. Sebaliknya
hukum umum berkembang atas
dasar
kasus perkasus tanpa
adanya usaha
untuk mencakup seluruh kasusdalam kode yang
lengkap.
3.
Perpajakan
Dikebanyakan
negara,
peraturan
pajak
secara efektif
menentukan standar akuntansi karena
perusahaan harus mencatat
pendapatan dan beban dalam akun
mereka untuk mengklaimnya untuk keperluan pajak.Contoh untuk kasus ini adalah
di Jermandan
Swedia. Dinegara lain
seperti diBelanda,
akuntansi keuangan dan pajak berbeda
: laba kena pajak
pada dasarnya adalah laba
akuntansi keuangan
yang disesuaikan terhadap
perbedaan-perbedaan
dengan hukum pajak. Bila terdapat perbedaan
dalam
akuntansi keuangan dengan hukum
pajak maka perusahaan
biasanya harus menyesuaikan
dengan hukum pajak. Contoh diIndonesia
tentang
pencatatan persediaan yang
dalam
ketentuan
perpajakan
hanya
memperbolehkan metode masuk
pertama keluar
pertama(
fifo )dan rata-rata.
4.
IkatanPolitik danEkonomi
Penyebaran
ide dan
teknologi akuntansi sering dilakukan melalui penaklukan, perdagangan,dan kekuatan lain.
Sistem
pencatatan berpasangan
(doubleentry) yang berasal dari
Itali pada
tahun1940an secara perlahan-lahan
menyebarluas
di Eropa bersamaan
dengan gagasan-gagasan pembaharuan
lainnya.Inggris
dan Jerman mengekspor akuntansi
ke negara-negara
yang menjadi kekuasaannya.Amerika Serikat
memaksakan
praktek akuntansi bergaya
Amerika kepada Jepang. Negara- negara berkembang menggunakan sistem
akuntansi yang dikembangkan ditempat lain
(contohIndia), sedangkan
yang lainnya
menggunakan
sistem akuntansi yang
mereka pilih sendiri.
Jadi
dalam
pengembangan sistem
akuntansi di suatu negara
sangat tergantung
oleh ikatan politik atau ekonomi pada
negara
lainya.
5.
Inflasi
Inflasi menyebabkan
distorsi terhadap akuntansi biaya historis
dan mempengaruhi kecenderungan suatu negara untuk menerapkan perubahan harga terhadap akun-akun
perusahaan. Laporan keuangan
yang
disampaikan manajemen pada saat terjadi inflasi dapat
menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan. Hal ini dapat
disebabkan karena pencatatan biaya yang
terlalu rendah akibat penghitungan biaya penyusutan
dari aktiva tetap
yang dicatat
terlalu rendah nilainya.Labarugi yang
dicatat perusahaan bisajadi
tidak menggambarkan
perubahan kepemilikan
aktiva yang semestinya karena laba
rugi dalam
nominal tidak diikuti dengan penambahan
atau
pengurangan
kekayaan
yang sepadan.
6.
TingkatPerkembanganEkonomi
Perkembangan tingkat
ekonomi suatu negara akan
mendorong
inovasi-inovasi baik
dalam
bertransaksi maupun
timbulnya instrumen-instrumen dari
dalam
berinvestasi, sistem pembayaran
maupun hal lain yang dibutuhkan
dengan
perkembangan
ekonomi yang terjadi.Saat
ini banyak perekonomian yang
berubah dari
industrike perekonomian jasa. Masalah
akuntansi mengenai penilaian aktiva tetap
dan depresiasi yang
sangat
relevan
dalam
sektor manufaktur menjadi
semakin kurang
penting.Tantangan-tantangan akuntansi yang
baru seperti penilian aktiva
tidak berwujud dan sumber daya manusia menjadi semakin
berkembang.
7.
Tingkat
Pendidikan
Praktek akuntansi yang
rumit dan sangat kompleks
hanya akan
dapat
dihasilkan oleh mereka
yang memiliki
tingkat pendidikan yang
tinggi.Sementara pihak
lain informasi akuntansi yang
begitu kompleks
juga
hanya akan bermanfaat
bila dibaca oleh mereka
yang memiliki
pendidikan memadai
sehingga mampu memahami yang
disajikan dalam laporan akuntansi. Jadi pada
masyarakat dimana
sebagian
besar penduduknya
masih berpendidikan rendah
kiranya akuntansi yang
sederhana
akan
lebih bermanfaat
bila dibandingkan dengan
akuntansi yang
sangat
rumit dan kompleks.
8.
Budaya
Hofstede
dalam Choi
dan Meek ( 2005
) menjelaskan bahwa
budaya dijelaskan dalam empat dimensi
yaitu :individualisme lawan kolektivisme,
jarak kekuasaan yang besar
lawan jarak kekuasaan yang kecil,
penghindaran
ketidak pastian yang kuat lawan penghindaran
ketidak pastian yang
lemah, dan masku linitas yang membedakan pria
dan
wanita. Keempat dimensi
tersebut
akan berpengaruh
terhadap
sistem dan praktek
akuntansi di
suatu
negara.
Standar Akuntansi
Setiap negara tentunya mempunyai
aturan akuntansi (standar) yang berbeda-beda. Perbedaan itu mencakup perlakuan,
metode, penyajian dan pelaporan. Perbedaan akuntansi tiap negara akan
menyulitkan bagi para pengguna laporan keuangan terutama bagi para analis,
auditor, investor dan kreditor yang lingkup kerjanya melewati batas negara.
Ketika dunia bisnis dapat dikatakan hampir tanpa batas negara, sumber daya
produksi (misal uang) yang dimiliki oleh seorang investor di satu negara
tertentu dapat dipindahkan dengan mudah dan cepat ke negara lain misalnya
melalui mekanisme bursa saham. Tentu saja akan timbul suatu masalah ketika
standar akuntansi yang dipakai di negara tersebut berbeda dengan standar
akuntansi yang dipakai di negara lain.
Standar Akuntansi Internasional
(International Accounting Standards/IAS ) disusun oleh empat organisasi utama
dunia. Organisasi tersebut yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB),
Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan
Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC). Badan Standar Akuntansi Internasional
(IASB) yang dahulu bernama Komisi Standar Akuntansi Internasional (AISC),
merupakan lembaga independen untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini
memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global
yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan (Choi et al.,
1999).
Komisi
Masyarakat Eropa (EC) menekankan negara-negara anggota untuk menggunakan
standar akuntansi internasional guna memasuki pasar modal pada banyak negara,
sehingga mengurangi masalah operasional perusahaan multinasional dalam skala
internasional. Penerapan standar akuntansi internasional di Eropa lebih
bermotif untuk mempermudah jalan masuk ke pasar modal di banyak negara,
khususnya Amerika Serikat dan negara-negara lokasi anak perusahaan.
Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC) bertujuan untuk
mengembangkan konsensus internasional, pertukaran informasi penyusunan standar
baku untuk melindungi investor, dan pengawasan yang memadai dalam pasar modal.
Federasi Akuntansi Internasioanal
(IFAC) bertujuan untuk pengembangan profesi dan harmonisasi standar akuntan di
seluruh dunia guna memberikan jasa yang konsisten dan memiliki kualitas yang
tinggi guna kepentingan masyarakat (Choi, et al., 1999).
Masing-masing negara memiliki
lembaga pengatur standar pelaporan keuangan. Setiap negara menggunakan standar
pelaporan yang sangat mungkin divergen antara satu dengan yang lain. Tidak ada
jaminan bahwa laporan-laporan keuangan yang disajikan di antara negara-negara
yang berbeda tersebut dapat dibaca dengan bahasa yang sama. Perbedaan standar
ini pada ujungnya juga akan menghambat para pelaku bisnis internasional dalam
mengambil keputusan bisnisnya.
Contoh Standar Akuntansi di Beberapa negara adalah
sebagai berikut:
1. Indonesia (di Benua Asia)
memiliki Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mengeluarkan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagai satu-satunya standar yang diterima sebagai
“bahasa bisnis” perusahaan-perusahaan di Indonesia.
2. Amerika Serikat memiliki
Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) yang dirilis oleh Financial
Accounting Standard Board (FASB).
3. Uni Eropa memiliki International
Accounting Standard (IAS) yang kini menjadi International Financial Reporting
Standard (IFRS) yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board
(IASB) dan seterusnya.
Pengungkapan Akuntansi dan Penerapan IFRS
Kebutuhan dari pemakai laporan
keuangan berbeda-beda sebagai contoh, kebutuhan dari negara-negara common law
yaitu Amerika Serikat dan negara-negara persemakmuran Inggris yang berbeda
dengan kebutuhan dari negara-negara code law seperti Perancis, Italia, Jerman,
Spanyol, Belanda (Choi, et al., 1999), dan Akuntansi Perkoperasian di Indonesia
yang belum tentu dibutuhkan di Amerika Serikat (Arja Sadjiarto, 1999). Meskipun
banyak kritik terhadap standar akuntansi internasional, banyak pula dukungan
terhadap standar akuntansi internasional. Hal ini karena beberapa organisasi
peminjam internasional mendorong digunakannya standar akuntansi yang diterima
secara internasional dan badan-badan pengawas pasar modal internasional semakin
menuntut penggunan standar akuntansi internasional. Seperti halnya tekanan
dunia internasional untuk mengadopsi standar akuntansi internasional, sebagai
contoh tuntutan Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia yang mengharuskan standar
akuntansi keuangan yang sejalan dengan standar akuntansi internasional (Asian
Development Bank Report, 2003). Standar Akuntansi Internasional oleh beberapa
organisasi tersebut diharapkan dapat mengatur praktik-praktik akuntansi secara
internasional.
Tidak dapat dipungkiri bahwa
pengaruh Amerika Serikat dalam kancah internasional sangat kuat dalam hampir
segala aspek kehidupan, acapkali kita sulit membedakan mana yang internasional
dan mana yang Amerika. Faktanya, dalam dunia akuntansi saat ini standar
akuntansi yang berlaku di Amerika Serikat yang disusun oleh Financial
Accounting Standards Board (FASB) diikuti oleh beberapa negara, baik secara
langsung maupun modifikasi. Sementara Internasional Accounting Standards
(IASs), yang dikeluarkan oleh International Accounting Standards Committee
(IASC), belum diikuti oleh semua negara, bahkan oleh negara-negara anggota yang
tergabung dalam IASC tersebut.
Namun sejauh ini yang leading
menjadi standar acuan adalah International Financial Reporting Standards (IFRS)
yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). IASB
adalah badan pengatur standar dari International Accounting Standards Committee
Foundation, sebuah lembaga independen nirlaba internasional yang bergerak di
bidang pelaporan keuangan yang berkedudukan di Inggris. Saat ini, lebih dari
100 negara telah diwajibkan atau membolehkan penerapan IFRS dan diperkirakan
akan semakin banyak negara di dunia menggunakan IFRS. Bahkan 10 negara yang
pasar modalnya sudah mendunia telah melakukan konvergensi ke IFRS, yaitu,
Jepang, Inggris, Perancis, Kanada, Jerman, Hongkong, Spanyol, Switzerland,
Australia, termasuk Amerika Serikat sudah menyatakan akan melakukan konvergensi
ke IFRS.
Sejauh ini yang leading
menjadi standar acuan adalah International
Financial Reporting Standards
(IFRS) yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). IASB adalah badan pengatur standar dari International
Accounting Standards Committee Foundation, sebuah lembaga independen
nirlaba internasional yang bergerak di bidang pelaporan keuangan yang
berkedudukan di Inggris.
Saat ini, lebih dari 100 negara telah diwajibkan atau membolehkan
penerapan IFRS dan diperkirakan akan semakin banyak negara di dunia menggunakan
IFRS. Bahkan10 negara yang pasar modalnya
sudah mendunia telah melakukan konvergensi ke IFRS, yaitu,
Jepang, Inggris, Perancis, Kanada, Jerman,
Hongkong,
Spanyol,
Switzerland, Australia, termasuk Amerika Serikat sudah menyatakan
akan melakukan konvergensi ke IFRS. Untuk Indonesia, sejak revisi PSAK tahun1994, IAI
telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi
standar PSAK kepada IFRS. Selanjutnya, harmonisasi
tersebut diubah menja diadopsi
yang ditujukan dalam bentuk
konvergensi. Sebagai langkah awal. Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DASK-IAI) akan mengkonvergensikan PSAK secara penuh dengan IFRS melalui 3 tahapan, yaitu:
Sumber:DewanStandarAkuntansiKeuangan(DSAK)-IAI
Gambar1.RoadmapkonvergensiIFRSdiIndonesia
Menurut Dewan Standar
Akuntansi
Keuangan
(DSAK),
konvergensi
IFRS telah
membawa
dunia
accounting ke
level
baru, yaitu:
(1)
PSAK
yang semula berdasarkan Historica lCost
mengubah
para digmanya
menjadi
Fair Value
based. Fair Value
based
mendominasi perubahan - perubahan di PSAK untuk konvergensi ke
IFRS selain
hal-hal lainnya; (2)
PSAK yang semula lebih berdasarkan Rule Based (sebagaimana US
GAAP) berubah menjadi
Prinsiple
Based. IFRS menganut
prinsip prinsiple based
dimana yang diatur dalam
PSAK untuk
mengadopsi IFRS adalah prinsip-prinsip
yang dapat dijadikan bahan pertimbangan Akuntan atau Manajemen perusahaan sebagai dasar acuan untuk
kebijakan akuntansi
perusahaan
dan (3) Pemutakhiran
PSAK untuk memunculkan
transparansi
dimana laporan yang
dikeluarkan untuk
eksternal
harus
cukup
memiliki kedekatan
fakta dengan
laporan internal.
Adapun tujuan penerapan IFRS adalah:
(1) Memastikan bahwa laporan keuangan internal
perusahaan mengandung informasi berkualitas tinggi
(2) Transparansi bagi pengguna laporan dan dapat dibandingkan
sepanjang periode yang disajikan
(3) Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi
manfaat untuk para pengguna
(4) Meningkatkan investasi.
REFERENSI :
Lilik Purwanti. Dampak Harmonisasi Standar Akuntansi Keuangan terhadap Peran Akuntansi, Perkembangan Profesi Akuntan dan Pendidikan Akuntansi.
(Diakses Pada, 23Maret 2016. 14:37 WIB).
Ida Nurhayati, SE, MSI dan Maryono, AKP, SE,
MM, AK, CA. Dampak Konvergensi Standar Akuntansi Keuangan Terhadap
International Finalcial Reporting Standards (IFRS) Pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Peusahaan Manufaktur). (Diakses
Pada, 25 April 2016. 14:37 WIB).
Hellen Gernon dan Gary K. Meek, Akuntansi Perspektif Internasional. Edisi ke 5.(Diakses pada, 11 April 2016, 19:40 WIB).
Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Akuntansi Internasional
Nama
: D. Purnomo
Dosen
: Jessica Barus, S.E., Mmsi.
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI