" BERPIKIR DEDUKTIF "
Pengertian dari
paragraf deduktif, yaitu sebuah paragraf yang berpola dari umum ke khusus,
artinya paragraf yang didahului dengan kalimat umum kemudian dikembangkan dengan
beberapa kalimat penjelas. Contoh dari paragraf deduktif bisa kita temukan di
berbagai penyedia artikel, seperti internet, majalah, tabloid dan juga koran.
Jika digambarkan secara sederhana, format dari paragraf yang satu ini adalah :
Umum - Khusus. Jadi, tentunya sangat mudah bagi Anda untuk membuat sebuah
tulisan ataupun artikel dengan format deduktif, karena intisari dari informasi
yang kita sajikan berada di awal paragraf dari tulisan tersebut.
Ciri-ciri
Paragraf Deduktif
1. Kalimat
utama berada di awal paragraf
2. Kalimat
utama disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasan
Contoh paragraf
deduktif
Sampah menyebabkan
terjadinya banjir. Di ibu kota jakarta sudah banyak terlihat sampah-sampah yang
berserakan dimana-mana, di jalan-jalan, di kali, di dalam parit dan di
sela-sela trotoar. Hal tersebut bukanlah hal yang aneh lagi untuk diketahui,
karena dengan banyaknya sampah dimana-mana, ketika musim penghujan datang bajir
akan menyerang ibu kota jakarta. Dikarenakan tempat untuk jalannya air hujan
terhalang oleh sampah. Itu sebabnya banjir akan selalu menyerang ibu kota
jakarta apabila tidak di lakukan penanggulangan sampah.
silogisme adalah merupakan suatu
proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Dan silofisme itu di atur dalam
dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Kemudian silogisme
mempunyai beberapa macam jenisnya, yaitu diantaranya sebagai berikut.
1. silogisme katagorial
2. silogisme hipotetik
3. Silogisme alternatif
4. Entimen
5. Silogisme disjungtif
Dari berbagai jenis silogisme diatas, memiliki arti yang berbeda, yang pertama yaitu :
1. Silogisme kategorial
Silogisme ini merupakan silogisme dimana semua proporsinya merupakan katagorial. Kemudian proporsisi yang mengandung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek).
- semua makhluk hidup pasti mati (premis mayor/premis umum)
- koala adalah hewan yang dilindungi (premis minor/premis khusus)
- koala pasti akan mati (konklusi/kesimpulan)
2. Silogisme hipotetik
Yang dimaksud dengan silogisme hipotetik itu adalah suatu argumen/pendapat yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Contoh :
- Apabila Haus saya minum air putih (mayor)
- Sekarang Haus (minor)
- Saya Haus minum air putih (konklusi)
3. Silogisme alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif itu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.
Contoh :
- Didit tinggal di Purwokerto atau Cikarang
- Didit tinggal di Cikarang
- Jadi, Didit tidak tinggal di Purwokerto
4. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulannya.
Contoh:
- Didit berhak mendapatkan peringkat satu karena dia telah berusaha keras dalam belajar.
- Didit telah berusaha keras dalam belajar, karena itu didit layak mendapatkan peringkat satu.
- Didit berhak mendapatkan peringkat satu karena dia telah berusaha keras dalam belajar.
- Didit telah berusaha keras dalam belajar, karena itu didit layak mendapatkan peringkat satu.
5. Silogisme disjungtif
Silogisme disjungtif merupakan silogisme yang premis mayornya merupakan disjungtif, sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.
Contoh :
- Didit masuk Kuliah atau tidak. (premis 1)
- Ternyata Didit tidak masuk Kuliah. (premis 2)
- Ia tidak masuk Kuliah. (konklusi).
- Didit masuk Kuliah atau tidak. (premis 1)
- Ternyata Didit tidak masuk Kuliah. (premis 2)
- Ia tidak masuk Kuliah. (konklusi).